ilustrasi arisan

Table of Contents

Menerapkan Teknologi untuk Arisan

Pada blog post sebelumnya, kita sudah sama-sama mengetahui apa itu arisan. Pada post tersebut juga kita sudah mengidentifikasi ada beberapa masalah yang dapat terjadi pada arisan itu sendiri. Karena kita adalah blogger teknologi, saya ingin untuk mengidentifikasi apakah masalah yang sering terjadi pada arisan bisa diselesaikan dengan menggunakan teknologi. Sejatinya, teknologi adalah alat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, bukan? Mari kita bahas satu per satu masalah pada arisan serta kandidat teknologi apa yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Sudah sewajarnya ketika mengikuti arisan, pengelola akan melakukan pemotongan terhadap uang yang diterima oleh peserta arisan karena dialah orang yang berhasil menjalankan arisan tersebut. Namun, apabila potongan-potongan tersebut tidak diberitahu kepada peserta secara jelas diawal arisan, maka hal tersebut bisa berpotensi membuat kecewa peserta arisan.

Dengan menggunakan teknologi, kita bisa mengatasi masalah ini dengan cukup mudah, dimana sistem arisan harus bisa mengakomodir keuntungan dari pengelola arisan dengan jelas. Sebagai contoh, setiap arisan bisa diatur berapa persen dari keuntungan peserta yang akan menjadi potongan untuk pengelola arisan. Peserta arisan juga bisa melihat besaran potongan sebelum memutuskan untuk ikut ke arisan yang ia inginkan. Bahkan, sistem arisan juga bisa dibuat untuk memungkinkan calon peserta arisan untuk mencari arisan dengan potongan yang paling kecil.

Teknologi yang bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah ini bisa dengan membuat sebuah dashboard bagi pengelola arisan. Isi dari dashboard tersebut diantaranya adalah nominal uang yang harus dibayar oleh peserta arisan di tiap periode, beserta dengan besaran potongan atau bisa juga disebut biaya admin dalam bentuk persen ataupun jumlah tetap. Begitu juga dengan peserta arisan bisa disediakan antarmuka untuk mencari arisan berdasarkan potongan.

Berdasarkan definisinya,  penggelapan dana adalah suatu tindakan yang tidak jujur dengan cara menyembunyikan dana atau harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa sepengetahuan pemilik barang dengan tujuan untuk mengalih kepemilikan atau pencurian, menguasai atau digunakan untuk tujuan lain. Penggelapan dana pada sebuah arisan memiliki peluang yang sangat tinggi. Bahkan, secara teori, hanya pengelola arisanlah yang bisa mencegah penggelapan dana terjadi dan dalam hal yang sama dia lah calon pelaku tunggalnya.

Teknologi bisa memecahkan masalah ini, bahkan terbilang sangat mudah. Saya merencanakan untuk menggunakan teknologi sebagai pihak ketiga yang akan menampung uang iuran arisan. Semua arus dana baik masuk ataupun keluar akan tercatat oleh sistem dan semua anggota arisan termasuk pengelola bisa melihatnya. Tidak hanya itu, pencairan dana juga akan membutuhkan persetujuan baik dari pengelola maupun anggota arisan. Dengan begitu, arisan bisa terhindar dari penggelapan dana karena anggota arisan bisa ikut memantau dan menyetujui dana yang akan keluar.

Penerapan teknologinya pun tidak terlalu kompleks. Setiap uang masuk dari peserta akan masuk ke dalam catatan. Catatan tersebut bisa dilihat oleh semua peserta arisan, sehingga semua orang bisa mengetahui seperti apa arus dana arisan. Kemudian, di setiap pencairan dana, semua peserta akan diminta untuk menyetujuinya, bukan hanya pengelola arisan saja. Dengan begitu, ketika tiba giliran admin untuk menerima dana, ia tidak bisa langsung menyetujuinya secara sepihak dan penggelapan dana bisa dicegah.

Problematika ini bisa dilihat dari kedua sisi, pertama dari sisi pengelola dan dari sisi peserta arisan. Bahkan, masalah ini amatlah penting dan menjadi komponen inti yang harus ada di dalam arisan itu sendiri. Ada beberapa hal yang saya rasa adalah hal kunci untuk diberikan transparansi yang lebih agar rasa percaya akan semakin kuat hadir di setiap arisan, yaitu sebagai berikut:

  1. Arus uang masuk
  2. Arus uang keluar
  3. Riwayat pengelola arisan
  4. Riwayat peserta arisan
  5. Potongan lainnya & biaya admin

Dengan menggunakan teknologi, kita bisa memberikan semua transparansi terhadap hal di atas dengan cukup simple. Untuk kasus nomor satu, karena sistem arisan akan menerima pembayaran dari peserta arisan, maka kita bisa mengijinkan sesama peserta arisan untuk mendapatkan catatan uang masuk sehingga siapa yang sudah membayar iuran dan yang belum bisa diketahui bersama.

Begitu juga dengan permasalahan nomor dua, dimana uang yang sudah terkumpul berada di dalam sistem, sehingga apabila sudah waktunya peserta arisan menerima uang, sistem bisa mencatat hal tersebut. Hasilnya juga bisa diungkapkan kepada sesama peserta arisan.

Untuk kasus nomor 3 dan 4 adalah hal yang serupa, dimana untuk riwayat pengelola dan peserta arisan bisa kita lacak dari beberapa hal. Pertama, dari apakah sebagai pengelola arisan, berapa arisan yang sedang ia kelola, dan apakah arisan yang dikelola berjalan dengan lancar atau tidak. Kemudian, dari sisi peserta arisan, kita bisa melacak apakah ia sering telat melakukan pembayaran iuran atau tidak. Catatan riwayat ini akan secara permanen direkam di dalam sistem dan bisa dijadikan referensi kedepannya kepada calon pengelola arisan / peserta arisan untuk mengetahui apakah orang tersebut bisa dipercaya ataupun tidak.

Terakhir untuk kasus nomor 5, hal ini sangatlah mudah karena data terkait potongan, biaya admin dan lain sebagainya akan secara explisit diberitau kepada calon peserta arisan sebelum ia memutuskan untuk bergabung. Apabila terdapat perubahan terhadap nilai-nilai tersebut, bisa ditentukan kemudian apakah bisa dirubah ataupun perubahan tersebut mengharuskan semua peserta arisan menyetujuinya.

Pada arisan konvensional, peserta dan pengelola harusnya telah saling mengenal terlebih dahulu, dan hampir tidak ada cara lain untuk mendapatkan peserta arisan atau mengikuti sebuah arisan jika tidak saling mengenal. Tentu saja dasarnya adalah jika tidak saling mengenal, bagaimana bisa saling percaya, bukan? Kembali lagi ke poin transparansi sebelumnya, apabila masalah tersebut telah terpecahkan, maka masalah ini juga bisa terpecahkan karena memang keduanya saling terkait. Meskipun tidak saling mengenal, namun apabila transparansi selama proses arisan bisa dijaga dan semua peserta arisan adalah orang yang memiliki riwayat yang baik, tentu hampir tidak ada lagi alasan yang bisa menghalangi untuk ikut ke arisan, bukan?

Teknologi juga bisa mengatasi hal ini dengan cara memberikan calon peserta arisan akses terhadap arisan yang sedang mencari peserta, dan ia bisa melihat semua detail transparansi yang terkait, seperti data tentang pengelola dan data peserta arisan lainnya. Dengan begitu, calon peserta arisan bisa datang dan memeriksa sendiri apakah arisan yang ia inginkan dibangun dan diikuti oleh orang yang dapat dipercaya atau tidak.

Dari sisi mencari calon peserta arisan ini juga bisa diberikan opsi kepada pengelola arisan untuk mencari calon peserta arisan dengan cara memberikan sebuah fitur untuk mengundang agar ikut ke dalam arisan yang telah ia bentuk. Setelah itu, peserta bisa melakukan due diligence-nya sendiri untuk menentukan apakah ia ingin menerima undangan tersebut. Semua pihak senang, bukan?

Yah, sebenarnya secanggih apapun teknologinya, iuran macet yang berasal dari permasalahan keuangan pesertanya memang tidak akan bisa diselesaikan. Menciptakan sesuatu untuk membuat hal yang tidak ada menjadi ada (uang)? Terdengar tidak masuk akal. Sesuai dengan pepatah Dalai Lama

If a problem is fixable, if a situation is such that you can do something about it, then there is no need to worry. If it's not fixable, then there is no help in worrying. There is no benefit in worrying whatsoever.

Yah kalau diartikan ke Bahasa Indonesia, kurang lebih begini artinya

Apabila suatu permasalahan bisa diselesaikan, tidak perlu khawatir. Kalau suatu permasalahan tidak bisa diselesaikan, maka tidak perlu dikhawatirkan juga.

Lalu, apakah teknologi tidak bisa digunakan untuk membantu permasalahan ini? Tentu bisa, namun bukan untuk ‘menutupi’ uang yang tidak ada dan menyebabkan macetnya iuran, melainkan membantu memudahkan melakukan pembayaran. Sebagai contoh, dengan menggunakan teknologi, pembayaran arisan yang sebelumnya hanya bisa menggunakan uang kas, atau melakukan transfer bank saja, kita bisa menyediakan beragam opsi pembayaran.

Caranya pun terbilang mudah, yaitu dengan menggunakan payment gateway seperti Midtrans, Doku, dan lain sebagainya. Bahkan, sekarang sudah banyak yang menyediakan pembayaran berbasis paylater dan juga integrasi pembayaran dari pinjaman online untuk digunakan. Secara etis, sebenarnya agak aneh apabila orang ikut arisan namun menggunakan hutang, tapi saya bicara dari sisi teknis untuk blog ini, sehingga itulah opsinya yang menguntungkan penerapan teknologi di sistem arisan.

Selain itu, untuk dari sisi biaya implementasi dan integrasi dengan payment gateway ini bisa dibilang sangatlah kecil. Kebanyakan penyedia pembayaran hanya mengenakan biaya ketika pembayaran berhasil, sehingga tidak ada biaya yang ditimbulkan kecuali ada uang yang telah masuk.

Bila ditinjau lebih dalam lagi, penggunaan payment gateway juga memberikan kita opsi kepada peserta arisan di bagian penerimaan dana. Bisa saja peserta arisan memilih bank atau dompet digital untuk menerima uang. Fleksibilitas ini juga ditawarkan untuk jumlah uang yang bisa diambil, sehingga peserta bisa menentukan seberapa banyak uang yang ingin ia ambil dalam suatu waktu.

Satu hal lagi, karena uang yang didapat oleh peserta arisan berada di sistem dan pengambilannya pun harus melewatinya, maka kita bisa menerapkan uang terpendam yang bisa dijadikan jaminan bahwa iuran selanjutnya akan ada dana yang terdeposit. Terdengar rumit, namun untuk perumpamaan, anggaplah seorang bernama Ali mengikuti arisan yang iurannya adalah 100.000 Rupiah perbulan dan bulan ini ia mendapatkan 1.000.000 Rupiah. Kita bisa memaksa Ali hanya bisa mengambil maksimal 800.000 Rupiah, sehingga Ali masih memiliki dana 200.000 Rupiah di dalam sistem sebagai dana yang terdeposit. Dengan begitu, ketika Ali dengan sengaja atau tidak menyebabkan iuran macet, dana terdeposit inilah yang menjadi jaminannya.

Bersamaan dengan masalah iuran macet, permasalahan pencairan dana yang terhambat juga secara langsung bisa diselesaikan oleh teknologi. Kita bisa memberikan opsi kepada peserta arisan untuk menarik dana yang telah ia dapatkan tanpa secara langsung meminta kepada pengelola arisan. Meskipun kita tetap akan memberikan kontrol kepada pengelola dan peserta arisan lainnya untuk memberikan semacam ‘persetujuan’ untuk setiap penarikan dana agar transparansi tetap terjaga. Opsi lain yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan opsi persetujuan, kita bisa memberikan pengurangan jumlah dana wajib yang terdeposit apabila persetujuan diberikan oleh semua peserta arisan.

Kesimpulan

Dari penjelasan pada blog ini, bisa kita simpulkan bahwasannya peluang penerapan teknologi pada arisan amatlah besar. Tidak hanya itu, teknologi yang diterapkan juga bisa menyelesaikan semua masalah yang terjadi pada arisan konvensional. Maka dari itu, prinsip yang saya nyatakan sebelumnya dimana penerapan teknologi haruslah bisa mengataasi permasalahan yang ada sudah terpenuhi. Pada post berikutnya, kita bisa melanjutkan pembahasan tentang peluang profit dari penerapan teknologi untuk arisan.

Leave a Comment

Techno Blogger